LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum biologi
Bab 1, dengan judul “ Anatomi Vertebrata ”
disusun oleh :
Nama : Muspayanti
NIM : 1212140010
Kelas :
Fisika Sains (C)
Kelompok : I
Telah diperiksa
dan dikonsultasikan kepada asisten/koordinator asisten maka dinyatakan
diterima.
Makassar, Desember
2012
Koordinator Asisten Asisten
Syamsu Rijal S.Pd Syamsu
Rijal S.Pd
Mengetahui
Dosen
Penanggung Jawab
Faisal, S.Pd. ,
M.Pd.
NIP:19840619 200804 2 002
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuhan
menciptakan bumi dengan segala isinya tidaklah sia-sia, semua mempunyai fungsi
dan ciri masing-masing. Manusia berbeda dengan hewan begitupun dengan tumbuhan.
Beranjak dari hal inilah manusia diharuskan untuk terus belajar, mencari apa
yang belum diketahui, mengelola dan mengembangkan yang sudah ada.
Seiring dengan
berjalannya waktu dengan rasa ingin tahu yang tinggi, akhirnya para ilmuwan
mengkaji lebih jauh mengenai anatomi makhluk hidup, bagaimana struktur dan
fungsinya masing-masing. Manusia terdiri dari triliun sel yang merupakan bagian
terkecil. Sel-sel ini yang kemudian saling berkaitan membentuk jaringan,
jaringan kemudian membentuk organ dan organ akan membentuk sistem organ. Makhluk
hidup terdiri dari beberapa sistem organ yang berfungsi dalam setiap
aktivitasnya masing-masing.
Anatomi setiap
jenis makhluk hidup mempunyai perbedaan dan juga persamaan. Anatomi makhluk
hidup dapat dibagi secara garis besar yaitu anatomi tumbuhan dan anatomi hewan.
Untuk anatomi dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu anatomi hewan
bertulang belakang (vertebrata) dan anatomi hewan tak bertulang belakang
(invertebrata). Setiap organisme atau makhluk hidup baik hewan vertebrata
maupun hewan vertebrata memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Agar
tetap hidup, semua organisme harus melakukan berbagai proses, yaitu
bereproduksi, makan, bernafas, tumbuh, melakukan ekskresi, bergerak dan peka
terhadap rangsangan.
Tubuh hewan
terdiri dari berbagai organ tubuh. Organ-organ yang bekerja sama dalam
melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk organ. Pengamatan anatomi suatu
hewan diperlukan pembedahan untuk memudahkan mengamati bentuk, kedudukan dan
hubungannya dengan orang lain. Anatomi kodok dapat memberikan gambaran umum
organ-organ utama pada hewan vertebrata.
Hewan juga
memiliki beberapa organ yang mempunyai fungsi masing-masing baik dalam sistem
reproduksi, respirasi, pencernaan, ekskresi, dan sistem peredaran darah dalam
menunjang kehidupannya.sistem peredaran darah pada hewan bervariasi mulai dari
yang sederhana sampai yang rumit. Makin tinggi tingkatan tersebut, makin
kompleks sistem organ yang dimiliki.
Pada percobaan
kali ini kita akan lakukan pengamatan tentang anatomi dari hewan kodok (Bufo sp) secara langsung, dengan melalui
metode pembedahan secara langsung serta melakukan identifikasi sehingga kita
bisa mengamati sendiri secara langsung struktur tubuh dari kodok.
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengenali bentuk, warna, dan letak
organ serta hubungannya dengan organ lain pada suatu sistem organ.
C. Manfaat Praktikum
Dengan dilakukannya praktik ini,
mahasiswa dapat mengetahui bentuk, warna, struktur tubuh dan letak organ pada Bufo sp yang merupakan salah satu hewan
vertebrata.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Vertebrata masih
mempertahankan karakteristik chordata primitif tetapi memiliki spesialisasi
tambahan, yaitu ciri-ciri yang diturunkan dan dimiliki bersama yang membedakan
subfilum ini dari chordata invertebrate. Banyak ciri-ciri yang membedakan
vertebrata-vertebrata ini terkait dengan ukuran besar dan gaya hidup yang
aktif. Tengkorak vertebrata dan otak (yang merupakan ujung anterior tali saraf
dorsal berlubang yang membesar), bersama-sama dengan mata, telinga, dan hidung, merupakan bukti-bukti ciri
evolusi penting pada vertebrata—dengan derajat sefalisasi yang tinggi,
pemusatan perkakas sensoris dan peralatan saraf di dalam kepala (Campbell, 2008).
Vertebrata pertama di
darat adalah anggota kelas Amphibia. Saat ini kelas tersebut diwakili oleh
kurang lebih 4000 spesies katak, salamander, dan caecilian (makhluk yang bertungkai yang membuat lubang untuk sarang
di hutan tropis dan danau air tawar). Fosil amphibian tertua disimpulkan
berasal dari akhir masa Devon, sekitar 365 juta tahun silam. Kemungkinan
sebagian besar hewan-hewan amfibia pertama merupakan hewan aquatic, yang
kadang-kadang mengembara ke darat untuk menghindari ikan karnivora atau mengeksploitasi
makanan yang berlimpah (serangga dan invertebrata lainnya), yang mendahului
amfibia hidup di darat. Banyak amfibia masa Karboniferus sengat menyerupai
reptilian. Beberapa diantaranya mencapai 4 m. Karena Amfibia merupakan
satu-satunya vertebrata di darat pada akhir masa Devon dan awal masa
karboniferus, era amfibia merupakan nama yang tepat untuk masa Karboniferus.
Terdapat tiga ordo Kelas Amphibia yang masih hidup saat ini : Urodela
(“berekor”- salamander) ; Anura (“tidak berekor”- katak) ; dan Apoda (“tak
berkaki”-caecilian) (Campbell, 2012).
Amphibia berarti “dua kehidupan”, yang mengacu kepada metamorphosis
banyak jenis katak. Kecebong, yang merupakan tahapan larva dari seekor katak
ataupun kodok, umumny adalah herbivore aquatic dengan insang , system gurat
sisi yang mirip dengan ikan, dan ekor panjang yang bersirip. Selama
metamorfosis yang berakhir dengan “kehidupan kedua”, kaki berkembang, insang
dan sistem gurat sisi menghilang. Tetropoda muda dengan paru-paru untuk
bernapas, sepasang gendang telingan eksternal, dan system pencernaan yang
diadaptasikan untuk mengkonsumsi makanan sebagai karnivora, merangkak ke tepian
dan memulai kehidupan di darat. Banyak Amphibia memperlihatkan perilaku sosial
yang kompleks dan beraneka ragam, khususnya selama musim kawin. Katak umumnya
merupakan makhluk yang diam, tetapi banyak spesies mengeluarka suara-suara
untuk memanggil pasangan kawin selama musim kawin. Jantan bisa bersuara keras
untuk mempertahankan daerah kawin atau untuk menarik betina (Campbell, 2008).
Pada kehidupan katak (Rana cancarivora) atau kodok (Bufo sp) memiliki beberapa sistem yang
membantu spesies ini bertahan hidup dan berkembang biak dengan baik di lingkungan atau habitatnya,
diantaranya sistem pernapasan, sistem pencernaan, sistem sirkulasi darah, sistem
reproduksi, dan sistem ekskresi. Sistem tersebut saling bekerja sama untuk
mempertahankan hidup katak maupun kodok (Anonim1, 2012).
1. Sistem
Pencernaan
Katak
air butuh sedikit kelenjar oral, karena makanan mereka bereda di air sehingga
tidak memerlukan banyak kelenjar mucus di mulut. Kelenjar-kelenjar ini banyak
terdapat pada katak dan kodok darat, khususnya pada lidah yang digunakan untuk
menangkap mangsa.Amphibi darat juga memiliki kelenjar intermaksilari pada
dinding mulutnya. Ada beberapa amphibia yang lidahnya tidak bergerak, tetapi
sebagian besar bangsa ini mempunyai lidah yang dapat dijulurkan keluar (protrusible tongue) serta pada katak dan
kodoklidah digulung ke belakang bila tidak digunakan. Esofagus pendek dapat
dibedakan dari lambung. Usus menunjukkan berbagai veriasi, pada kodok dan katak
terdapat usus yang relatif panjang, menggulung yang membuka ke kloaka (Sukiyah,
2003).
2. Sistem Pernapasan
Pada berudu terdapat insang
eksternal dan (kemudian) insang internal. Katak dewasa bernapas
dengan paru-paru, yaitu berupa kantung-kantung yang pada dindingnya
terdapat banyak ruang. Paru -paru berhubungan dengan udara luar melalui 2 bronki,
laring, (kotak suara) yang mengandung tali-tali vokal,
lalu faring dan lorong- lorong nasal. Lubang dari faring ke
laring berupa celah longitudinal yang di sebut glottis. Lubang-lubang
dalam dari lorong-lorong nasal itu di sebut nares internal (hidung
dalam). Pertukarang gas terjadi melalui kulit (Anonim1, 2012).
3. Sistem Sirkulasi Darah
Sebagian besar amfibi mempunyai
problem untuk mengisi jantung yang menerima darah oksi dari paru-paru dan darah
deoksi yang tidak mengandung oksigen dari tubuh. Untuk mencegah banyaknya
pencampuran dua jenis darah tersebut bahwa amfibi telah mengembangkan kearah
sistem sirkulasi transisional.Jantung pada kodok dan katak memiliki tiga ruang
yaitu 2 serambi (serambi kiri dan serambi kanan) dan 1 bilik (Sukiyah, 2003).
Pada saat berdenyut, setiap ruang
jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol).
Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung
(disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi
secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara
bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida
(darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava)
menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan
mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan akan
dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri
pulmonalis, menuju ke paru-paru.
Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang
mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan
karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen
(darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri.
Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri
disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam atrium kiri akan didorong menuju
ventrikel kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup
aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen
ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru (Anonim2 ,
2012).
4. Sistem Reproduksi
Kelompok amfibi,
misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina
tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada
saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak
jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina.
Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang
dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum
katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong.
Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak
betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur
(uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok
dan bermuara di kloaka. Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak
jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis
yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens
katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di
kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan
kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap. Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai (Anonim3, 2012) .
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap. Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai (Anonim3, 2012) .
5. Sistem Ekskresi
Tipe ginjal pada
Amphibia adalah tipe ginjal opistonefros. Katak jantan memiliki saluran ginjal dan
saluran kelamin yang bersatu dan berakhir di kloaka. Namun, hal tersebut tidak
terjadi pada katak betina. Ginjal pada katak seperti halnya pada ikan, juga
menjadi salah satu organ yang sangat berperan dalam pengaturan kadar air dalam
tubuhnya. Kulit Amphibia yang tipis dapat menyebabkan Amphibia kekurangan
cairan jika terlalu lama berada di darat. Begitu pula jika katak berada terlalu
lama dalam air tawar. Air dengan sangat mudah masuk secara osmosis ke dalam
jaringan tubuh melalui kulitnya.Katak dapat mengatur laju filtrasi dengan
bantuan hormon, sesuai dengan kondisi air di sekitarnya. Ketika berada dalam
air dengan jangka waktu yang lama, katak mengeluarkan urine dalam volume yang
besar. Namun, kandung kemih katak dapat dengan mudah terisi air. Air tersebut
dapat diserap oleh dinding kandung kemihnya sebagai cadangan air ketika katak
berada di darat untuk waktu yang lama (Anonim4, 2012)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.Waktu dan
Tempat
Hari / tanggal
: Jumat/ 30 november
2012
Waktu : Pukul 16.00 s.d. 17.00
Tempat : Laboratorium
Lantai III Jurusan Biologi FMIPA UNM
B. Alat dan
Bahan
1.
Alat :
a. Botol
pembunuh
b. Baki bedah
c. Alat bedah
. 1) Gunting
. 2) Pinset
3) Jarum
4) Skalpel
5) Sedotan minuman
2.
Bahan :
a. Katak sawah
b. Kapas
c. Kloroform/ eter pembius
C.Langkah Kerja
1. Pengamatan luar
a. Mematikan
katak, dengan mengambil segumpal kapas (sebesar ruas empu jari tangan),
membasahi dengan eter/kloroform, lalu memasukkannya ke dalam botol pembunuh, segera pula memasukkan katak ke
dalam bototl tersebut, tutup dengan rapat . membiarkan sampai katak pingsan.
b. Mengeluarkan
katak yang telah pingsan dan meletakkannya di atas baki bedah. Membiarkan kapas
dalam botol dan tutup rapat (uapnya berbahaya).
c. Mengamati
bagian luar katak
1)
Mata, kelopak, dan selaput tidur
2)
Lubang hidung luar
3)
Tympanum (i), selaput pendengar
4)
Celah mulut
5)
Tungkai depan
a)
Lengan atas (Branchium)
b)
Lengan bawah (ante branchium)
c)
Telapak (Manus)
d)
Jari-jari (digiti) barapa?
6)
Tungkai belakang
a) Paha (femur)
b) Betis (Crus)
c)Telapak bersatu (Pes)
d) Jari-jari berselaput renang
7)
Kloaka (menentukan letaknya)
8)
Meraba permukaan kulit memerhatikan warna kulitnya
d. Menggambar
dari arah punggung dan memberi nama bagian-bagiannya.
2. Pembedahan
a. Meletakkan
katak pada punggungnya di atas baki bedah. Memaku keempat kakinya dengan jarum pada lilin, sehingga
tidak mudah goyang.
b. Dengan
pinset, menjepit membujur kulit bagian perut dekat paha, mengangkat sedikit,
menggunting melintang kulit di bawah pinset, sehingga terbentuk celah pada
kulit perut.
c. Melalui
celah kulit itu, memasukkan ujung gunting yang tumpul dan menggunting kulit ke arah kepala sampai
gunting tertumbuk. Membalik ke celah tadi, menggunting ke arah pangkal kedua
paha.
d. Menggunting
kulit ke arah samping kiri dan kanan, sehingga kulit perut bisa tersingkap.
Memeriksa perlekatan kulit pada jaringan otot. Hanya pada tempat tertentu kulit
melekat pada otot, sehingga terbentuk semacam kantong (saccus).
e. Memperhatikan
pula bagian tengah otot perut. Tampak garis putih membujur sepanjang otot perut
(disebut linea alba).
f. Menjepit
pinset otot perut di samping linea alba, dan menggunting melintang, sehingga
terbentuk celah. Memasukkan ujung gunting yang tumpul ke dalam celah otot perut
dan memulai menggunting ke arah kepala sampai bawah rahang. Melanjutkan
pengguntingan sampai pangkal paha.
g. Menyingkap
jaringan otot perut ke samping kiri dan kanan sehingga terbuka rongga perut dan
tampak jeroan.
3. Pengamatan Sistem Pencernaan
a. Membuka celah mulut
dengan skalpel dan pinset, sehingga rongga mulut terbuka. Mengamati bentuk
gigi, meraba dengan jari geligi pada rahang atas dan gigi vomer pada
langit-langit.
b. Dengan pinset, menarik
lidahnya keluar, mengamati bentuk dan perlekatannya.
c.
Melanjutkan pengamatan rongga perut yang berisi jeroan. Mengamati bentuk dan
warnanya:
1) Hati sebelah kanan, ada berapa lobus;
mencari kantong empedu, bagaimana warnanya.
2) Lambung di sebelah kiri hati;
mengangkat sedikit akan tampak duodenum dan pancreas.
3) Merunut terus usus halus sampai usus
tebal. Memperhatikan pertemuannya.
4)
Rektum yang belok ke kloaka.
4. Pengamatan Sistem Peredaran Darah
a. Arah kepala dari hati, tampak jantung
dalam selaput.
b. Menusuk selaput pembungkus jantung dengan
jarum atau ujung skalpel
sampai
pecah, mengamati bentuk dan bagian
:
1) Bilik (ventrikel)
2) Serambi (atrium) kanan dan kiri
3) Pembuluh nadi utama
(trunkus arteriosus) yang keluar dari ventrikel kemudian bercabang menjadi dua
aorta (kiri dan kanan)
c. Menggambar bagian jantung dan memberi
nama tersebut di atas (tugas gambar 3)
5. Pengamatan Sistem Pernapasan
a. Memperhatikan bagian sebelah kanan hati
dan sebelah kiri lambung, tersembul bagian paru-paru.
b. Dengan sedotan limon yang ujungnya
dimasukkan dalam lubang pangkal tenggorokan (buka mulut), meniup pangkalnya
perlahan, maka akan mengembung paru-paru. Mengamati bentuk dan warna paru-paru,
pembuluh darah pada paru-paru.
c. Melepaskan jantung dengan gunting,
sehingga tampak batang tenggorok (trakea).
d.
Membuat
gambar bagan sistem pernafasan katak ini (tugas gambar 4).
6. Pengamatan Sistem
Ekskresi dan Reproduksi (Urogenitalia)
a. Melepaskan organ-organ pencernaan,
mulai pada lambung sampai pada rectum, serta mesenterium (jaringan ikat) yang
memegangnya.
b. Akan tampak sepasang ginjal bulat
lonjong melekat pada bagian belakang
rongga
perut. Selanjutnya mengamati:
1) Ginjal dengan kelenjar adrenal (garis
keputihan)
2) Badan lemak (corpus adiposum) kekuningan
berjumbai
3) Saluran ginjal (ureter) dan ginjal menuju ke
kantong kemih
c. Pada katak jantan, ureter ini disebut
juga ductus urospermaticus. Testis terletak di sebelah atas ginjal, bulat lebih
kecil berhubungan dengan ginjal melalui vassa efferensia.
d. Pada katak betina, ada sepasang
ovarium di bagian kiri dan kanan. Mengangkat sedikit ovarium, akan tampak
oviduk berupa saluran berkelok-kelok putih, bermuara pada kloaka sedang
ujungnya berupa corong (ostium) ada di dekat jantung.
e. Membuat gambar bagian sistem
urogenitalia katak. Memberi nama bagian-bagiannya (tugas gambar 5, kelamin
jantan atau betina).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Dorsal
|
Hasil Pengamatan
|
Keterangan:
1. Mata
2.Kelopak
3.lengan atas
4.lengan bawah
5.Digit atas
6.Paha(femur)
7.betis (crus)
8.Pes
9.Digit bawah
|
Anatomi Mulut
|
Hasil Pengamatan
|
Keterangan:
1. Gigi volmer
2. Nares internal
3. Langit-langit
4. lidah (Lingua bipita)
5.Rahang atas(Maxilla)
6. Rahang bawah
(Mandibula)
|
Anatomi organ dalam
|
Hasil Pengamatan
|
Keterangan:
1. Paru-paru
2. Jantung
3. Usus besar
4. Usus halus
5. Ovarium
6. Ginjal
7. Lambung
8. Kloaka
|
|
Hasil Pengamatan
|
Keterangan:
1. Mulut (cavum oris)
2.Kerongkongan
(esophagus)
3. Hati (hepar)
4.Kantung empedu
5.Lambung (ventriculus)
6.pankreas
7.usus halus(intestinum
tenue)
8.Usus besar (intstinum
crassum)
9.kloaka
|
Sistem Peredaran darah
|
Hasil Pengamatan
|
Keterangan:
1. vena kava
2. arteri pulmonalis
3. aorta
4. serambi kanan
5. serambi kiri
6. bilik
|
Sistem Pernafasan
|
Hasil Pengamatan
|
Keterangan:
1. rongga hidung
2.tenggorokan
3. Bronkus
4. Paru-paru
5. Trakea
|
Sistem Urogenitalia
*Betina
|
Hasil Pengamatan
|
Keterangan:
1. esofagus
2. kidney
3. ureter
4. bladder
5. uterus
6. ovary
7. Oviduct
|
Sistem Urogenitalia
* Jantan
|
Hasil Pengamatan
|
Keterangan:
1. aorta
2.testis
3.efferent ductules
4.bladder
5.kloaka
6. ureter
7. kidney
|
B. Pembahasan
1.
Struktur
morfolgi
Morfologi kodok terdiri dari
a.
Mulut, terletak
pada ujung anterior kepala, ukurannya lebar sekali, di batasi oleh rahang atas
dan mempunyai gigi yang kecil serta runcing.
b.
Lubang hidung
luar, pada kodok sudah ada hubungan antara lubang hidung dan mulut, terletak
pada rahang atas.
c.
Mata, ada sepasang
terletak pada posrterodium dari lubang hidung luar. Bola mata dilindungi oleh
kelopak mata berupa kulit yang tidak dapat di gerakkan, kelopak mata ke tiga
berupa selaput tipis dan bening di sebut membran dan bergerak dari bawah ke
atas yang berguna untuk melindungi mata ketika hewan tersebut berada di dalam
air.
d.
Selaput
pendengaran (timpanium), selaput ini berfungsi menerima gelombang suara.
e.
Tungkai depan
terdiri dari :
Lengan atas
(brancium)
Lengan bawah
(ante brancium)
Telapak (manus)
Jari-jari (digiti)
yang berjumlah 4
f.
Tungkai belakang
terdiri dari :
Paha (lemur)
Betis (crus)
Telapak kaki
(manus)
Jari-jari
berselaput renang, berjumlah 5
g.
Kloaka, terdapat
di atas paha.
2.
Sistem
pencernaan
Adapun sisitem
pencernaan pada kodok yaitu sebagai berikut :
a.
Mulut, pada
rongga ini makanan mulai di cerna dengan baik secara mekanis maupun kimiawi.
Dalam rongga mulut terdapat berbagai alat yang membantu berlangsungnya
pencernaan seperti gigi,lidah, kelenjar air ludah, yang membantu menelan mangsa
b.
Kerongkongan, berupa
saluran pendek yang meneju ke lambung, pada kerongkongan terjadi gerak
peristaltic yang membantu mendorong makanan dari rongga mulut ke lambung
c.
Lambung,
terletak ke kiri dari rongga tubuh dan berdiding tebal yang bentuknya seperti
huru J capital
d.
Usus, pada usus
halus pencernaan secara kimiawi yaitu, pencernaan dengan bentuan enzim, pada
usus besar makanan yang lumat akan terserat oleh pembuluh kapiler untuk di
edarkan ke seluruh tubuh
e.
Kloaka,lubang pelepasan
sisa makan yang busuk.
3.
Sistem peredaran
darah
Jantung kodok terdiri dari satu bilik
dan dua serambi yaitu antriom kiri dan kanan. Aorta merupakan percabangan
pembulu nadi utama yang keluar dari pentrikel yang terdiri atas aorta kiri dan
kanan. Antrium kiri dan kanan merupakan organ peredaran darah di mana darah dari
antrium ini akan masuk kedalam bilik. Bilik table, Campurannya darah dari
antrium kiri yang kaya dengan oksigen dan darah dari antrium kanan yang kaya
dengan CO2
4.
Sistem
pernapasan
Paru-paru pada kodok terdiri dari satu
yang elastic berisi lipatan yang membentuk kamar-kamar kecil yang di sebut
alvidah yang masing-masing di hubungkan dengan lubangnya yang disebut glottis.
Pernapasan melalui kulit di lakukan pada waktu hibernasi. Sedangkan pernapasan
berudu melakukan pernapasan dengan menggunakan insan. Kodok dewasa bernapas
dengan menggunakan paru-paru.
5.
Sisitem ekskresi
dan reproduksi dari betina
Terdiri dari ovarium yang terletak pada
rongga perut sepasang ginjal yang berfungsi menyaring darah dan zat sisa yang
diambil. Ginjal akan di salurkan melalui ureter menuju kanrong kemih yang
berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan urin sementara, moara saluran urin.
Saluran kelamin dan saluran percernaan menyatuh yang di sebut dengan kloaka.
Salutran telur yang berupa saluran yang berlipat-lipat dengan ujung anterior
yang menyempit dan terbuka ujungnya bermuara dalam celam
6.
System eksresi
dan reproduksi kodok jantan
Terdiri dari testis, testis adalah
kenjer kelamin jantan warnanya kuning ada sepasang, besarnya kira-kira setengah besar dari
ginjal. Di ujungnya terdapat jaringan lemak padat dan berwarna kuning serta
berbentuk seperti jari-jari testis ini terikat oleh jaringan ikat yang
mengantungkan testis tersebut pada ginjal. Jarigan tersebut di sebut mesorkim.
Pada jaringan ikat ini, melekat saluran,saluaran kakus dan testis dan bermuara
pada saluran ginjal.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan saat pembedahan Kodok (Bufo sp) kita dapa
menyimpulkan bahwa morfologi bufo sp terdiri atas lubang hidung,
mata, jari-jari (jari-jari tungkai depan 4 dan jari-jari tungkai belakang 5
yang berselaput renang), lengan bawah, lengan atas, paha, betis, selaput
renang, kloaka, tungkai belakang, dan tungkai depan. Dimana celah mulut bufo sp terdiri atas maxilla, neres
external, denta maxillaries, neres interna, denta vomerin, pallatun,
mandibulla, dan lingua. Anatomi
bufo sp terdiri atas jantung,
paru-paru, hati, usus besar, intestinum crasum, kloaka, dan usus halus. Dari
melihat anatomi dari bufo sp kita
juga dapat melihat berbagai sistem yang menyusun tubuhnya yaitu
sistem ekskresi (terdiri atas badan
lemak, ginjal kiri, ginjal kanan, ureter, bledder, dan kloaka),
sistem pencernaan (terdiri atas
rongga mulut, esofaghus, hepar, kantong empedu, lambung, pankreas, usus halus,
dan usus besar), sistem sirkulasi terdiri atas (serambi kanan, serambi kiri,
dan bilik), sistem respirasi (terdiri atas trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus,
pulmo kiri, dan pulmo kanan), sistem
reproduksi jantan (terdiri atas badan lemak, ginjal, testis, ureter, kantung
kemih, dan kloaka), sistem reproduksi betina (terdiri atas badan lemak, ovarium,
ovum, oviduk, dan kloaka).
B. Saran
1. Laboratorium:
Sebaiknya alat-alat yang akan digunakan saat praktikum diperhatikan kondisinya,
apakah layak pakai atau tidak agar praktikan dapat memaksimalkan kerja saat
melakukan praktikum.
2. Praktikan
: Saat praktikum berlangsung sebaiknya praktikan lebih tertib, disiplin agar
tidak sampai mengganggu praktikan lain dan lebih menjaga kebersihan
laboratorium. Praktikan juga harus lebih teliti saat melakukan pengamatan agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan data hasil praktikum.
3. Asisten
: Saat praktikan mulai melakukan praktikum dan terjadi kesalahan dalam
pengoperasian alat atau penggunaan bahan maka agar kiranya asisten mengarahkan
praktikan dengan jelas agar kesalahan tersebut tidak terjadi lagi saat
praktikum selanjutnya berlangsung.
Daftar Pustaka
Anonim1.
2012. Kodok Hijau. http://deradesrita.blogspot.com/2011/11/kodok
Anonim2.2012.Tentang Jantung Katak. http://raneeta.wordpress.com/tentang-jantung-katak/.Diakses
pada hari Minggu, 2 Desember 2012.
Anonim3. 2012. Sistem Reproduksi Vertebrata. http://gurungeblog.wordpress.com/2008/10/31/sistem-reproduksi-vertebrata/. Diakses pada
hari Minggu, 2 Desember 2012.
Anonim4.2012. Sistem Ekskresi Vertebrata. http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/sistem-eksresi/. Diakses pada hari Minggu, 2
Desember 2012.
Campbell, A Nell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2 .
Jakarta : Erlangga .
Sukiyah. 2003. Biologi
Vertebrata . Yogyakarta : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Yogyakarta
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Jawab
dari pertanyaan
1. Mengapa bufo sp digolongkan ke dalam
kelas amphibi?
Jawab:
bufo sp
digolongkan ke dalam kelas amphibi karena katak dapat hidup di dua tempat,
yaitu di darat dan di air. Pada masa berudu, bufo
sp hidup di air dan bernafas dengan insang. Pada
saat dewasa, katak hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru.
2. Mengapa
warna bufo sp
mudah berubah-ubah? Faktor apakah yang mempengaruhinya?
Jawab:
Warna bufo sp
mudah berubah-ubah karena katak mempunyai kromatophor (sel pigmen) yang terdiri
dari:
a. Xantopra,
mengandung pigmen kuning
b. Melanfora,
mengandung pigmen melanin yang menyebabkan warna coklat dan hitam
c. Guanafora,
mengandung Kristal guanine yang menyebabkan warna biru
Serta
merupakan bentuk penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Adapun faktor yang
mempengaruhinya yaitu:
a. Hormone
efisit dan hormone hiposit
b. Kondisi
dalam tubuh
c. Suhu
lingkungan
3. Dimanakah
melekat pangkal lidah bufo sp katak?
Apakah manfaat bagi bufo sp
dengan melekatkan lidah seperti itu?
Jawab:
Pangkal lidah bufo sp
melekat pada rahang bawah. Manfaatnya untuk memudahkan bufo sp dalam menangkap dan
memasukkan makanan atau mangsa ke dalam mulut.
4. Hati
dan pancreas, bukan saluran pencernaan, tetapi termasuk dalam system
pencernaan. Mengapa demikian?
Jawab:
Karena hati dan pancreas menghasilkan kelenjar atau enzim yang berperan dalam
proses pencernaan.
5. Apa
sebabnya bufo sp
tidak dapat melakukan pernapasan perut? Bagaimanakah cara bufo sp menarik dan
mengeluarkan napas?
Jawab:
bufo sp tidak
dapat melakukan pernapasan perut karena bufo
sp
tidak mempunyai tulang rusuk maupun diafragma. bufo
sp
menarik nafas dengan cara inspirasi dan yang bekerja adalah otot rahang.
Kemudian mengeluarkan nafas dengan ekspirasi dan yang bekerja adalah otot
perut.
6. Jelaskan
mengapa dikatakan darah bersih dan darah kotor dalam jantung bufo sp bercampur ketika
meninggalkan jantung!
Jawab:
Karena pada kedua atrium jantung katak terdapat valvae (sekat) sehingga darah
bersih dan kotor tidak bercampur.
7. Pada
bufo sp
terjadi fertilisasi internal atau eksternal. Jelaskan mengapa demikian!
Jawab:
Pada bufo sp
terjadi fertilisasi eksternal karena pada saat terjadi pembuahan, telur yang
akan dibuahi dikeluarkan oleh bufo sp betina
yang dirangsang oleh bufo sp jantan,
kemudian bufo sp
jantan membuahi telur di luar tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar