BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam keseharian ini kita
sering kali berjumpa dengan berbagai macam benda, baik dalam ukuran besar
maupun kecil sekalipun. Benda yang berukuran besar mungkin saja dapat kita
jangkau dengan penglihatan normal tanpa bantuan alat penglihatan lagi, namun
tidak dengan benda yang berukuran kecil. Benda yang berukuran kecil dalam hal
ini sel sebagai contohnya yang memiliki ukuran sangat kecil dan kompleks sangat
sulit untuk dilihat jika hanya dengan mata telanjang. Oleh karena itu, kita
membutuhkan alat bantu penglihatan yang mampu membantu kita untuk melihat
dengan jelas struktur dari sel tersebut. Hal ini membuat para ahli untuk
membuat suatu alat yang dapat membantu manusia untuk melihat segala macam
bentuk benda dengan keterbatasan penglihatan yang dimiliki.
Antony Van Leewenhoek
(1632-1723) yang pertama kali menemukan alat yang dapat melihat benda-benda
mikroskopik dengan berbagai macam ukuran mulai dari ukuran 0,1 mm. Alat
tersebut diberi nama Mikroskop. Mikroskop memiliki
bagian-bagian seperti
lensa okuler, lensa objektif, makrometer, mikrometer, diafragma, tubus,
kondensor, meja sediaan, sengkelin, dan lain-lain dimana bagian-bagian tersebut memiliki fungsi masing-masing.
Mikroskop sangat
berperan penting dalam penelitian dan pengamatan suatu
mikroorganisme dengan struktur tubuh berukuran kecil seperti sel. Semakin
berkembangnya ilmu biologi juga tidak terlepas dari keberadaan mikroskop. Namun
dalam menggunakan mikroskop untuk pengamatan, kita membutuhkan suatu
keterampilan dan keahlian dalam memproyeksikan mikroskop, sehingga nantinya
hasil pengamatan yang diperoleh lebih jelas dan akurat. Tentunya langkah awal
yang dapat kita tempuh adalah mengenal mikroskop itu sendiri mulai dari
bagian-bagian, fungsi dan cara penggunaannya.
B. Tujuan
praktikum
Tujuan dari praktikum ini
ialah agar mahasiswa lebih terampil dalam menggunakan mikroskop biologi dengan
cepat dan aman untuk melihat sediaan sederhana.
C. Manfaat
praktikum
Adapun manfaat kita sebagai praktikan dalam melakukan
praktikum ini ialah kita dapat mengetahui bagian-bagian mikroskop dengan
fungsinya masing-masing, praktikan juga mendapatkan pemaparan jelas mengenai
cara menggunakan mikroskop dengan pemanfaatan setiap bagian-bagian mikroskop
itu sendiri.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop (bahasa Yunani:
micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk
melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda
kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi,
dan kata mikroskopik berarti
sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata(Anonim
1, 2012).
Mikroskop yang paling umum dipakai adalah mikroskop
senyawa dan mikroskop ini mengandung tiga tipe system lensa :
1.
Sistem Lensa Kondensor
: Sistem ini terletak dibawah specimen dan fungsinya adalah mengumpulkan dan
menyimpan berkas cahaya dari objek atau specimen yang diletakkan pada tempatnya
di mikroskop.
2.
Sistem Lensa
Objektif : Sistem ini terletak dekat dan diatas specimen. Tujuannya
menghasilkan dan memperbesar citra specimen.
3.
Sistem lensa
bagian mata atau Sistem Lensa Okuler : Sistem ini berada di dekat mata pengamat
dan memperbesar serta membentuk citra (citra ke dua dari citra utama) yang
sebelumnya dihasilkan oleh lensa obyektif (Anonim 2, 2012).
Berdasarkan sumber cahayanya,
mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu mikroskop elektron dan mikroskop
cahaya. Dalam mikroskop electron, atau berkas electron (di atas mikroskop)
digunakan bukan cahaya; dan elektromaknet digunakan sebagai alat ganti lensa
gelas. Berkas elektron itu difokuskan pada specimen oleh lensa pembalik.
Bayangannya diperbesar oleh lensa onjektif dan lensa proyektor, untuk diperoyeksikan
ke layar atau film fotografik. Dalam
mikroskop cahaya ,cahaya tampak diteruskan melalui specimen dan kemudian melalui lensa kaca. Lensa ini merefraksi(membengkokkan)
cahaya sedemikian rupa sehingga citra specimen diperbesar ketika diproyeksikan
ke mata, film fotografi atau sensor digital atau ke layar video. Mikroskop yang
pertama kali digunakan oleh para ilmuan (saintis) zaman Renaisains, dan
mikroskop yang mungkin digunakan di laboratorium, merupakan mikroskop cahaya.
Dua parameter penting dalam mikroskopi(teknik-teknik dalam penggunaan
mikroskop) adalah perbesaran dan daya resolusi atau daya urai. Perbesaran adalah perbandingan ukuran
citra objek dengan ukuran sebenarnya. Resolusi
adalah ukuran kejelasan citra ; jarak minimum yang dapat memisahkan dua
titik sehingga masih dapat dibedakan sebagai dua titik. Seperti daya resolusi mata manusia yang terbatas, mikroskop cahaya tidak
dapat meresolusi detail yang lebih kecil dari 0,2 mikrometer, seukuran dengan
bakteri kecil, berapapun faktor pembesarannya. Resolusi ini dibatasi oleh
panjang gelombang cahaya terpendek yang digunakan untuk menyinari spesimen.
Mikroskop cahaya dapat memperbesar secara efektif sekitar 1.000 kali dari
ukuran asli spesimen. Pada perbesaran yang lebih tinggi, detail tambahan tidak
lagi dapat dilihat dengan jelas. (campbell, 2008:103-104)
Selain dari mikroskop electron dan cahaya juga
terdapat mikroskop optic. Mikroskop optic terdiri atas 2 yaitu, mikroskop
biologi dan mikroskop cahaya. Mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan
benda tipis transparan. Penyinaran diberikan dari bawah sinar alam atau lampu. Menurut
Tim Pengajar (2010), Mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa okuler dan
lensa objektif dengan kekuatanpembesaran sebagai berikut:
1. Objektif
4x dan okuler 10x, pembesaran total 40x
2. Objektif
10x dan okuler 10x, pembesaran total 100x
3. Objektif
40x dan okuler 10x, pembesaran total 400x
4. Objektif
100x dan okuler 10x, pembesaran total 1000x
Objektif yang paling kuat pada mikroskop optic 1000x
disebut objektif emersi, karena penggunaannya harus dengan minyak emersi dan
cara memakainya dengan khusus pula.
Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan
benda-benda yang tidak terlalu besar, transparan atau tidak. Penyinarannya
dapat diatur dari atas maupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Dengan
menggunakan mikroskop stereo susunan garis-garis horizontal (kontur) bayangan
benda secara vertical yang tampak pada lensa okuler menunjukkan pola meruang
dan tidak terbalik sehingga benda terlihat tiga dimensi.
Karena sifat dan kegunaannya mikroskop stereo memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1)
Menggunakan dua
lensa objektif dan dua lensa okuler
2)
Bayangan yang
terbentuk adalah tiga dimensi dan tidak terbalik
3)
Pembesaran
sangat terbatas, pembesaran objektif 1- 4x dan okuler 10 -20x
4)
Pencahayaan
dapat dilakukan dengan cara transmisi dan refleksi
5)
Bidang pandang
luas dan jarak kerja panjang sehingga dapat dipakai untuk pembedahan
6)
Kedalaman focus
(depth of field) panjang
BAB
III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan tempat
Hari
/ tanggal : Jumat / 02 November 2012
Pukul : 16.00 s.d 17.30 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi
Lantai III timur FMIPA
UNM
B.
Alat
dan bahan
a. Alat
1. Mikroskop
biologi
2. Kotak
peralatan berisi :
a) Kaca
benda
b) Kaca
penutup
c) Cawan petri
d) Pinset
e) Pipet
tangan
3. Pisau
silet baru
4. Kain
planel baru
5. Lap
katun
6. Buku
gambar dan pensil
b. Bahan
1. Adam
hawa( Rhoeo discalor)
2. Daun
waru (Hibiscus tiliaceus)
3. Daun
labu( Cucurbita sp )
4. Bawang
merah (Allium cepa)
C. Langkah kerja
1.
Menyiapkan mikroskop
1.1
Meletakkan mikroskop di
atas meja kerja
1.2
Membersihkan badan
mikroskop dengan kain planel
1.3
Membuka kotak
peralatan,mengeluarkan cawan petri yang berisi kaca benda dan kaca
penutup,kemudian membersihkan kain benda dengan kain katun atau kertas saring.
1.4
Menyingkirkan semua
alat yang tidak digunakan pada saat praktikum.
2.
Mengatur masuknya cahaya ke dalam tubus
2.1
Memperhatikan keadaan
ruangan praktikum,untuk mencari arah datangnya cahaya.Kemudian mengarahkan
cermin mikroskop ke sumber cahaya.
2.2
Mengatur posisi
revolver
2.3
Menurunkan tubus sampai
jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-10 mm atau tubus turun maksimal.
2.4
Meneropong lewat okuler
dengan mata kiritanpa memicingkan mata kanan.
2.5
Mengamati sediaan
dengan mikroskop.
3.Mengatur
jarak lensa dengan sediaan
3.1
Memutar pengatur kasar
atau makrometer ke arah empu jari,tubus turun,jarak objektif dengan meja
sediaan mengecil,kemudian melakukan sebaliknya
3.2
Memasang kaca benda
yang berisi seediaan di atas meja sediaan sedemikian rupa sehingga bahan berada
di tengah lubang meja,kemudian menjepitnya dengan sengkeling.
3.3
Memperhatikan jarak
objektif dengan kaca benda tidak boleh lebih dari 10mm.
3.4
Meneropong lewat okuler
sambil memutar-mutar makrometer menaikkan tubus perlahan-lahan.
3.5
Memeriksa perbesaran
okuler dan objektif.
3.6
Mengeluarkan preparat.
4.
Membuat preparat sederhana
4.1
Mengambil kaca benda
yang sudah di bersihkan.
4.2
Membelah bahan
(alliumcepa,rhoeo discalor,hibiscus tiliaceus,cucurbita muscata) setipis
mungkin,kemudian meletakkannya di atas kaca sediaan.
4.3
Meneteskan air,kemudian
menutup dengan kaca penutup secara perlahan-lahan.
4.4
Mengamati preparat
sederhana dengan mikroskop.
5.
Mengganti perbesaran
5.1
Apabila pengamat 4.4
sudah berhasil, 3.4 dan 3.5 bayangan nampak akan dibesarkan lagi.
5.2
Memutar sedemikian rupa
sampai lensa objektif yang lebih panjang(kuat) tegak lurus pada meja sediaan
dan bunyi klik.
5.3
Meneropong sambil
memutar mikrometer sampai muncul bayangan yang lebih besar.
5.4
Jika gagal menemukan
bayangan yang lebih besar.Menaikkan tubus dengan memutar makrometer berlawanan
arah empu jari.
5.5
Mengamati benda lain
dengan menaikkan tubus,mengeluarkan preparat yang sudah diamati dan
membersihkan kaca benda dan penutup.
5.6
Membuat sediaan baru.
5.7
Pada akhir kegiatan
yang menggunakan mikroskop,harus memperhatikan hal-hal berikut :
a.
Preparat tidak boleh
tersimpan diatas meja sediaan,harus dikeluarkan
b.
Preparat basah harus
dibersihkan dengan kertas saring atau lap katun (kaca benda+kaca
penutup).Simpan dalam cawan petri dan masukkan ke dalam kotak perlengkapan.
c.
Membersihkan badan
mikroskop dengan kain planel.Menurunkan tubus serendah mungkin.
d.
Menyimpan mikroskop
dalam kotak mikroskop.
e.
Membersihkan semua
peralatan yang telah dipakai dengan lap katun dan di simpan dalam kotaknya.
f.
Menyimpan peralatan
sendiri untuk dipakai pada kegiatan berikutnya.
g.
Membuang sisa bahan
yang tidak digunakan lagi di tempat sampah yang tersedia.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
1.
Pengenalan Mikroskop
Gambar
|
Keterangan
1. Lensa okuler
2. Pengatur kasar
3. Pengatur halus
4. Revolver
5. Lengan Mikroskop
6. Sendi inklinasi
7. Kaki mikroskop
8. Diafragma
9. Meja preparat
10. Sengkeling
11. Lensa objektif
12. Reflektor/Cermin
13. Tabung mikroskop
|
2.
Gambar sel yang diamatip
Penampang melintang bawang merah (Allium cepa)
*Perbesaran
10 x 10
|
||||||
Penampang melintang daun adam hawa (Rhoeo discolor)
*Perbesaran 10 x 10
|
||||||
Gerusan daun labu (Cucurbita muscata)
*Perbesaran 10 x 10
|
||||||
Gerusan daun waru (Hibiscus tiliaceus)
*Perbesaran 10 x 10
|
B. Pembahasan
1. KOMPONEN-KOMPONEN MIKROSKOP
a.
Lensa Okuler untuk
memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa objektif
b.
Tabung Mikroskop Untuk
mengatur fokus, dapat dinaikkan dan diturunkan
c.
Tombol pengatur fokus kasar
Untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat sehingga tabung mikroskop turun
atau naik dengan cepat
d.
Tombol pengatur fokus halus
Untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat, sehingga tabung mikroskop turun
atau naik dengan lambat
e.
Revolver Untuk memilih
lensa obyektif yang akan digunakan
f.
Lensa Objektif Untuk
menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda yang diamati. Umumnya ada
3 lensa objektif dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x.
g.
Lengan Mikroskop Untuk
pegangan saat membawa mikroskop
h.
Meja Preparat Untuk
meletakkan objek (benda) yang akan diamati
i.
Penjepit Objek Glass Untuk
menjepit preparat di atas meja preparat agar preparat tidak bergeser.
j.
Kondensor Merupakan lensa
tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk dalam mikroskop
k.
Diafragma Berupa
lubang-lubang yang ukurannya dari kecil sampai selebar lubang pada meja objek.
Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan masuk mikroskop
l.
Reflektor/cermin Untuk
memantulkan dan mengarahkan cahaya ke dalam mikroskop. Ada 2 jenis cermin,
yaitu datar dan cekung. Bila sumber cahaya lemah, misalkan sinar lampu,
digunakan cermin cekung tetapi bila sumber cahaya kuat, misalnya sinar matahari
yang menembus ruangan, gunakan cermin datar.
m.
Kaki Mikroskop Untuk
menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan mantap di atas meja.
2.
OBJEK YANG DIAMATI
a.
Bawang Merah (Allium cepa)
Pada pengamatan gerusan bawang merah dengan perbesaran 10 x 10, kita
dapat melihat dan mengamati struktur selnya yang serupa dengan susunan batu
bata yang tersusun atas inti sel,stomata dan epidermis
b.
Daun Adam Hawa (Rhoeo discolor)
Pada pengamatan gerusan daun adam hawa dengan perbesaran 10 x 10 kita
dapat melihat dan mengamati bentuknya seperti persegienam dimana sel-sel
tersebut dibatasi oleh serat berwarna hitam yang disebut epidermis dan pada
epidermis terdapat stomata. Pada hasil pengamatan kita juga melihat ada
beberapa sel yang berwarna ungu pudar tidak seperti warna sel rhoeo discolor pada umumnya yang
berwarna ungu terang. Hal ini terjadi karena pada saat pengamatan terjadi
proses plosmolisis, dimana terjadi peristiwa lepasnya
plasmalemma atau membran plasma dari dinding sel karena dehidrasi (sel
kehilangan air).
c.
Daun Labu (Cucurbita muscata)
Pada pengamatan gerusan daun labu yang masih dengan perbesaran 10 x 10
kita menemukan trikoma batang yang berbentuk tanduk dengan beberapa garis
segmen dicela-celanya yang memiliki kandungan septa dan basal.
d.
Daun Waru (Hibiscus tiliaceus)
Pada pengamatan gerusan daun waru yang masih dengan perbesaran 10 x 10
kita dapat melihat struktur selnya yang berbentuk bintang yang mana merupakan
lengan trikoma yang pusat lengannya dinamakan cakra.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Mikroskop
merupakan alat yang digunakan untuk mengamati struktur benda-benda kecil yang
tidak dapat dilihat secara langsung dengan mata telanjang. Mikroskop optic
terdiri atas mikroskop biologi dan mikroskop stereo. Mikroskop terdiri atas dua
bagian yaitu bagian optic dan bagian mekanik yang memiliki fungsi masing-masing
yang berperan saat pengoperasian mikroskop. Bagian optic terdiri dari lensa
okuler, lensa objektif, kondensor dan cermin. Kemudian bagian mekanik terdiri
dari revolver, micrometer, makrometer, diafragma dan pengatur kondensor.
B. Saran
1. Laboratorium: Sebaiknya alat-alat yang akan digunakan
saat praktikum diperhatikan kondisinya, apakah layak pakai atau tidak agar
praktikan dapat memaksimalkan kerja saat melakukan praktikum.
2. Praktikan : Saat praktikum berlangsung sebaiknya
praktikan lebih tertib, disiplin agar tidak sampai mengganggu praktikan lain
dan lebih menjaga kebersihan laboratorium. Praktikan juga harus lebih teliti
saat melakukan pengamatan agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan data
hasil praktikum.
3. Asisten : Saat praktikan mulai melakukan praktikum dan
terjadi kesalahan dalam pengoperasian alat atau penggunaan bahan maka agar
kiranya asisten mengarahkan praktikan dengan jelas agar kesalahan tersebut
tidak terjadi lagi saat praktikum selanjutnya berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1 . 2012. Mikroskop. http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop
Anonim2. 2012. http://id.shvoong.com/exact-sciences/1804933/mikroskop-dan-biologiCampbell, A Nell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sutarno ,Nono dkk. Maret 2001. Biologi Umum Lanjutan 1. Pusat penerbitan Universitas Terbuka
Tim Pengajar Biologi. 2012. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Jurusan FMIPA UNM. Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar